Kamis, 25 Februari 2010

ALVIN TOFLER Juga keliru

ALVIN TOFLER Juga keliru

(Tanggapan Terhadap Tulisan Baskoro Adi Prayitno " REFORMASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN: Mempersiapkan Generasi di Abad 21)

Oleh:
JULIUS H.R
Dosen FIP Universitas Negeri Padang




…..”Barangkali Alvin Tofller apakah mungkin benar dalam membagi evolusi sejarah peradaban dunia dalam tiga gelombang ?, yaitu 1) era pertanian, 2) era industri, dan 3) era informasi”….


Memang pemikiran Alvin ini sangat populer sekitar 20 tahun yang lalu, kemudian redup hilang ditelan perkembangan massa. Rupanya sekarang muncul sebuah artilkel yang ditulis oleh Baskoro Adi Prayitno Dosen FKIP UNS Surakarta. Judul artikelnya adalah Reformasi pendididkan dan pembelajaran; mempersiapkan Generasi di abad 21. Dimuat dalam E–Newsletter disdiksumbar pertengahan Februari 2010. Artikel tersebut mengambil referensi salah satunya adalah pemikiran Alvin tofler tersebut. Makanya saya memberikan sedikit analisa terhadap pemikiran yang dihidupkan kembali itu.

Kekeliruan pemikiran Alvin tofler terletak pada “tiga gelombang perubahan” peradaban umat manusia. Dalam sistem berfikir, yang dimaksud dengan tiga gelombang adalah bila tahap awal disebut gelombang pertama, maka tahap berikutnya kita sebut gelomang kedua. Bila gelombang kedua sudahdah selesai maka muncul gelombang ketiga. Tentu saja kalau sudah terjadi gelombang ketiga berarti gelomang pertama dan gelombang kedua telah berlalu.

Dalam realitas di dunia sekarang tidak terbukti perubahan tiga gelombang tersebut. Dewasa ini kita hanya melihat pertumbuhan kehidupan manusia tanpa gelombang. Kehidupan manusia tumbuh dan berkembang. Dewasa ini bolehlah kita sebut, bahwa kita sedang memasuki abad ke 21. Di dalam kehidupan umat manusia dibumi saat ini semua bentuk dan pola yang telah pernah dialami pada abad-abad sebelumnya tetap saja ada. Mulai dari masyarakat yang pola kehidupannya sangat primitif sampai kepada masyarakat yang berperadaban tinggi. Masyarakat yang meramu makanan masih saja ada, hidup dalam era pertanian ( ada pertanian tadisional dan ada juga pertanian yang modern), masyarakat industri ( baik industri manual dan juga modern) semua ada. Masyarakat yang dibilang modern yang hidupnya sudah berada di alam maya atau abad informasi, semuanya bersamaan.

Para pembaca yang budiman.

Kedepan, kehidupan manusia semakin beragam. Kondisi ini dipengaruhi oleh pesatnya pertumbuhan penduduk dan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup. Manusia berusaha dengan berbagai cara untuk mendapatkan kemudahan. Makanya Spesialisasi semakin tajam. persaingan semakin ketat saja. Memang hal itu tidak dapat dihindari.

Semuanya itu sangat erat pengaruhnya terhadap pengelolaan pendidikan. Berbagai model manjement pendidikan diciptakan. Berbagai strategi dan metodologi direkayasa atau dimodifikasi. Berbagai disiplin ilmu baru tercipta dan berkembang.

Namun semuanya itu berarti umat manusia tidak meninggalkan pola apa yang telah pernah dikerjakannya, tidak akan terjadi penggeseran seperti yang diangankan oleh Baskoro Adi Prayitno. Umat manusia tidak bisa meninggalkan era pertanian demikian pula era industri. Perlu juga kita menyadari semua, bahwa umat manusia dibumi ini tidak bisa hidup hanya dengan mengadalkan era kecanggihan informasi saja. Pertanian dalam semua skala dan industri dalam semua bentuk harus hadir dalam kehidupan umat manusia secara bersamaan. Jangan kita berangan-angan umat manusia itu kedepannya akan hidup hanya dalam satu gelombang alvin Tofler tersebut. Kita harus tahu bahwa Alvin Tovler telah lupa bahwa di Amerika masih ada suku Indian yang mendiami Lembah Amazone. Mereka pun konon khabarnya dipelihara sebagai cagar budaya. Kehidupanya belum bersentuhan dengan kemajuan bangsa Amerika. Sayang sekali Alvin Tovler dan kawan-kawannya juga belum pernah mampir ke Indonesia guna melihat dari dekat Masyarakat Papua.

Apa artinya semuanya itu ? Ialah bahwa pengelolaan sistem kehidupan, khususnya pengelolaan pendidikan tetap saja sesuai dengan situasi dan kondisi di mana manusia itu berada. Dalam dunia pendidikan yang seperti itu semua metoda pembelajaran akan terpakai, semua strategi pembelajaran akan berguna. Artinya lagi adalah semua metodologi akan terpakai bersamaan di seluruh dunia ini. Tidak akan terjadi penggeseran atau meninggalkankan sebagiannya.

Pendidikan dipedesaan atau pendidikan di perkotan tetap saja menyesuaikan dengan kondisi lingkunganya. Demikian juga para nelayan dan pekerja buruh dan sebagainya. Kalau kita hanya memakai suatu ide dari seorang pakar, maka akan rusaklah sistem kehidupan umat manusia alias tidak mukin terlaksana.

…..”Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)”….Al-An-Am 116.

Semoga para analis bisa menggunakan kontrol dalam berfikirnya sebelum melontarkan pemikiarannya ke ruang publik.