(Optimalisasi Sains untuk Memberdayakan Manusia: ISBN: 978-979-028-272-8)
Oleh:
Baskoro Adi Prayitno
Abstrak
Pembelajaran biologi sering mendapat kritikan. Nilai mata pelajaran biologi memang relatif lebih tinggi dibandingkan nilai mata pelajaran sains lainnya. Namun, masih banyak persoalan pembelajaran biologi yang harus segera ditangani misalnya: (1) Pergeseran orientasi belajar siswa yang lebih menekankan kegiatan menghafal daripada menalar atau berpikir, (2) Pembelajaran lebih berorirentasi pada produk, (3) Pembelajaran biologi pada ranah kognitif terendah. Siswa tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya, dan 4) penguasaan keterampilan proses sains siswa rendah. Permasalahan tersebut disebabkan oleh kecenderungan guru memandang biologi hanya sebagai kumpulan produk sains. Biologi diajarkan sebagai kumpulan produk yang harus dihafal oleh siswa.
Di sisi lain, biologi terdiri dari dua komponen produk dan proses. Biologi sebagai produk diartikan sebagai struktur pengetahuan yang terorganisasi. Struktur biologi terdiri dari, fakta, konsep, dan generalisasi. Biologi sebagai proses diartikan sebagai proses dan sarana berpikir. Belajar biologi bukan sekedar usaha untuk mengumpulkan pengetahuan biologi saja. Belajar biologi juga usaha mengembangkan keterampilan berpikir serta usaha mengasah keterampilan proses sains untuk memecahkan masalah secara ilmiah.
Permasalah lain yang cukup serius untuk segera diselesaikan adalah membantu siswa under achievment sejajar dengan siswa akademik atas. Anggapan yang berkembang, siswa under achievment selamanya akan berprestasi rendah. Padahal, secara teoritis siswa under achivement dapat disejajarkan prestasi belajarnya dengan siswa berkemampuan akademik atas jika waktu belajar mereka cukup. Siswa berkemampuan akademik atas membutuhkan waktu lebih singkat dalam menguasai hasil belajar dibandingkan dengan siswa under achievment. Permasalahannya, sebagian besar sekolah memberikan alokasi waktu belajar yang sama bagi semua siswa tanpa melihat kemampuan akademik secara individu.
Berdasarkan kesenjangan antara harapan dan kenyataan di atas, pembelajaran biologi perlu ditempatkan kembali sebagai produk dan proses. Pembelajaran biologi diharapkan: 1) Mampu mengembangkan kemampuan berpikir, 2) Melatih keterampilan proses sains, dan 3) Mampu menolong siswa under achievment sejajar dengan siswa akademik atas.
Solusi alternatif pembelajaran biologi inovatif yang dinilai memenuhi ketiga harapan tersebut adalah pemaduan sintaks pembelajaran inkuiri dengan sintaks pembelajaran kooperatif. Beberapa dasar pertimbangan pemaduan sintaks pembelajaran inkuiri dan kooperatif didasarkan karakter kedua strategi tersebut. Pembelajaran inkuiri dipadu kooperatif mempunyai dua karakter dasar yaitu, karakter pembelajaran inkuiri dan kooperatif. Karakter pembelajaran Inkuiri menuntut siswa menemukan sebuah pengetahuan sebagaimana ilmuwan menemukan dan mengembangkan ilmu. Karakter pembelajaran inkuiri membantu siswa menguasai keterampilan proses sains dengan lebih baik. Sintaks pembelajaran inkuiri seperti: (1) Merumuskan masalah, (2) Merumuskan hipotesis, (3) Menguji jawaban tentatif, dan (4) Menarik dan menerapkan kesimpulan. Menuntut siswa bekerja dengan kemampuan berpikir tertinggi mereka, sehingga kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa menjadi terlatihkan dengan baik.
Karakter pembelajaran kooperatif menuntut siswa mampu saling belajar satu sama lain melalui kegiatan diskusi. Melalui kegiatan diskusi-diskusi semacam ini akan memunculkan konflik kognitif pada diri siswa. Konsekuensinya, siswa tidak hanya bekerja dalam ranah berpikir rendah namun sudah mengacu pada berfikir tinggi. Pemberian penghargaan kelompok pada pembelajaran kooperatif membuat siswa sadar diri atas tanggungjawab pribadinya, karena mereka sadar bahwa teman sekelompok mereka menginginkan semua mereka belajar dan saling membelajarkan. Penghargaan kelompok merupakan lambang keberhasilan meraih prestasi sebagai pembuktian status sosial mereka di dalam kelas.
Pembelajaran inkuiri dipadu kooperatif yang pada dasarnya mempunyai karakter kooperatif secara teoritis mampu mensejajarkan siswa under achivement sejajar dengan siswa berkemampuan akademik atas. Pendapat di atas sejalan dengan Slavin (2005), bahwa perilaku-perilaku siswa yang muncul dalam kelompok kooperatif seperti perluasan kognitif, pengajaran oleh teman, permodelan oleh teman, motivasi untuk membantu teman kelompok untuk belajar, dan pembenaran dan koreksi untuk teman terbukti akan meningkatkan prestasi belajar siswa baik pada siswa berkemampuan akademik atas maupun siswa berkemampuan akademik bawah. Merujuk teori yang dikemukakan oleh Caroll terkait dengan keberhasilan dan prestasi belajar siswa yang sebenarnya bukan ditentukan oleh kemampuan akademik tetapi ditentukan oleh alokasi waktu yang diberikan kepada siswa untuk belajar. Maka pembelajaran inkuiri terbimbing dipadu pembelajaran kooperatif mampu menyediakan waktu lebih bagi siswa berkemampuan akademik rendah untuk belajar dengan bantuan kawan satu kelompoknya yang mempunyai kemampuan akademik tinggi, demikian juga sebaliknya anggota kelompok dengan kemampuan akademik lebih tinggi melalui kegiatan tutorialnya pada siswa berkemampuan rendah, akan membuat pemahaman mereka terhadap konsep semakin baik, sehingga prestasi belajar mereka menjadi meningkat.
2 komentar:
You are right that biology have really great value as compare to other science subject.
Salam kenal Mas Baskoro ijin simak artikel tentang
POTENSI PEMBELAJARAN INKUIRI DIPADU KOOPERATIF salam sukses mampir di blog saya Mas
Di Karrysta : http://karristaent.blogspot.com
Posting Komentar