TUTORIAL MEMBUAT PROPOSAL PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
UNTUK ORANG LUGU
Oleh:
Baskoro Adi Prayitno
PENGANTAR
Tulisan ini berangkat dari keprihatinan saya selama menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi di NTB, di Malang dan sekarang di Surakarta, sebagian besar mahasiswa datang kepada saya, mereka mengeluh tidak mempunyai judul penelitian yang dapat diangkat sebagai skripsi. Permasalahan tersebut rupanya tidak hanya dimonopoli oleh para mahasiswa saja. Saya pernah beberapa kali terlibat dalam kegiatan pemberdayaan kemampuan meneliti guru dibeberapa tempat, agaknya permasalahan serupa juga di alami oleh sebagian besar guru (saya tidak mengatakan semua guru lho.. J)
Saya tidak tahu darimana muaranya miskonsepsi ”meneliti itu harus berangkat dari sebuah judul”, saya yakin tidak ada satu pun dosen metodologi penelitian pendidikan yang mengatakan hal tersebut (kecuali yang mengatakan... J). Saya menduga akar masalah munculnya miskonsepsi ini salah satunya disebabkan oleh cara ngajar dosen matakuliah metodologi penelitian pendidikan yang cenderung teoritis, namun miskin praktek. Akibatnya ketika dosen meminta mahasiswa membuat proposal penelitian sebagai tugas akhir, banyak mahasiswa mengambil ’jalan pintas’ mencontek skripsi kakak tingkatnya diperpustakaan.
Dalam tulisan ini, saya mencoba mengajak saudara belajar bersama saya bagaimana membuat proposal penelitian tindakan kelas sekaligus mengimplementasikannya di dalam kelas, selain itu, kita juga akan belajar bagaimana membuat laporan dan artikel hasil penelitian tindakan kelas. Mengingat tulisan ini hanya berupa panduan praktis bagaimana membuat proposal, laporan dan artikel hasil penelitian tindakan kelas, idealnya Saudara harus tahu ”apa dan bagaimana penelitian tindakan kelas”. Bagi saudara yang belum tahu bagaimana teori metodologi penelitian tindakan kelas, dalam blog ini juga telah saya postingkan (saya juga telah mempostingkan kritik terhadap temuan penelitian tindakan kelas) saudara dapat membaca dan menggunakannya secara gratis.
Oke...mari kita mulai, saya asumsikan saudara sudah memahami apa dan bagaimana metodologi penelitian tindakan kelas. Dalam tutorial kita kali ini kita akan belajar materi sebagai berikut: (1) Bagaimana membuat proposal penelitian tindakan kelas, (2) Bagaimana mengimplementasikan di dalam kelas, (3) Bagaimana membuat laporan penelitiannya, (4) Bagaimana membuat artikel hasil penelitian PTK, (5) Bagaimana mempublikasikan artikel hasil penelitian PTK.
Mengingat banyaknya materi tutorial kita, sangat dimungkinkan tidak semua materi dapat saya postingkan sekaligus. Namun saya berusaha menyelesaikan topik-pertopik, untuk yang pertama, saya fokuskan kepada bimbingan praktis membuat proposal penelitian tindakan kelas. Pada kesempatan selanjutnya bagaimana pengimplementasiannya, bagaimana mengembangkan instrumennya dan seterusnya.
APA YANG HARUS SAUDARA PERSIAPKAN SEBELUM MASUK TUTORIAL?
Tulisan ini sengaja disusun agar saudara ikut aktif di dalamnya, dalam arti saudara tidak hanya sekedar membaca tulisan saya tok.., saudara juga diharapkan mengerjakan semua tugas yang saya minta dalam tutorial ini. Oleh sebab itu sebelum saya mulai, saudara saya sarankan mempersiapkan hal-hal sebagai berikut, (1) Alat tulis (ballpoint, pensil, penghapus dan kertas kosong), (2) Laptop juga boleh, (3) Kopi panas, pisang goreng, satu bungkus rokok, dan apa sajalah yang menurut saudara dapat membangkitkan ’ide’ (ha...ha.. JJ.), (3) Obat sakit kepala...,obat sakit perut...juga diperlukan, biasanya kalau sudah stress, kita bisa pusing dan perut mulas....(ha...ha... JJ)
Jika semua peralatan sudah saudara siapkan, saya siap memulai tutorial kita yang pertama yaitu ”Bagaimana Membuat Proposal Penelitian Tindakan Kelas’
MARI KITA MULAI PELAJARAN KITA....!!!
I. MEMBUAT PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Silahkan saudara berdoa terlebih dahulu sebelum saya mulai... ”berdoa mulai...”, ”selesai....” (ha...ha...). Okey...sekarang kita mulai dari persyaratan dasar yang harus kita penuhi sebelum dapat mengembangkan proposal penelitian tindakan kelas...(menurut saudara apa?.., ikutan mikir dong...? ha...ha...) jika saudara menjawab persyaratan dasar tersebut adalah judul penelitian, maka saudara termasuk golongan kaum-kaum yang sesat dan menyesatkan (ha...ha...maksud saya saudara termasuk sekelompok orang yang mengalami miskonsepsi, seperti telah saya sebutkan sebelumnya, silahkan marah kalau mau marah...ha..ha...). Saya memang akan menyalahkan saudara, jika menjawab pertanyaan saya tersebut dengan jawaban ’judul penelitian’. Mengapa saya menyalahkan saudara?, alasan pertama miskonsepsi ini telah ‘membelengu’ otak banyak orang, sehingga banyak orang berkata “saya tidak mempunyai judul penelitian untuk diteliti” akibatnya banyak orang malas melakukan penelitian, banyak mahasiswa abadi berkeliaran dikampus-kampus (ha..ha..pengalaman pribadi..) alasan kedua, suka-suka saya, jika saudara setuju belajar lewat tutorial ini maka saya adalah guru saudara, dan guru dimanapun tidak pernah salah (ha...ha...hanya berjanda, saya juga baru belajar...sumpah...)
Jawaban yang saya harapkan dari sauadara atas pertanyaan tersebut adalah “permasalahan bukan judul”, kalau kita meneliti berangkat dari sebuah masalah niscaya tidak ada lagi mahasiswa datang kepada dosennya ‘pak saya tidak punya judul penelitian, bagi dong...”. Oke... sekarang kita mulai dari topik bahasan kita tentang permasalahan
BAGAIMANA MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM PTK?
PTK bertujuan memperbaiki (improvment) masalah praktis dalam pembelajaran, bukan untuk mendapatkan kebenaran yang dapat digeneralisasikan ke sebuah populasi (sudah baca belum teori tentang PTK, pasti belum...ha...ha...). Oleh karena itu dalam menentukan permasalahan dalam PTK harus diawali dari identifikasi permasalahan riil pembelajaran di dalam kelas, bukan berangkat dari kajian teoritis akademis seperti halnya penelitian formal. Permasalahan pembelajaran riil di dalam kelas yang dimaksud di atas dapat berkaitan dengan, pengeloaan kelas, strategi mengajar guru, penggunaan sumber belajar, dan lain-lain
Oke...singkatnya saudara sebelum dapat mengembangkan proposal atau melakukan penelitian tindakan kelas, tugas utama saudara adalah mengidentifikasi semua permasalahan-permasalahan riil pembelajaran yang dialami siswa di dalam kelas saudara. (saya beri contoh bagaimana identifikasi permasalahan pembelajaran riil di dalam kelas saya) misalkan, setelah saya mengajar satu semester saya merasakan siswa saya, (1) Siswa kurang aktif di kelas, siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran, siswaterlihat tidak berminat pada pelajaran, (2) nilai siswa selalu rendah, ketrampilan berkomunikasi kurang, dst , (3) tidak adanya media belajar, buku siswa kurang, dst. (yang saya lakukan ini namanya identifikasi permasalahan riil pembelajaran di dalam kelas saya)
TUGAS....!!!!
TUGAS SAUDARA SEKARANG ADALAH MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN RIIL PEMBELAJARAN DI KELAS SAUDARA...!!!, SEPERTI YANG TELAH SAYA CONTOHKAN DI ATAS (AYO CEPAT LAKUKAN....HA...HA...). TULIS SAJA...APA YANG SAUDARA RASAKAN NANTI BARU KITA PERIKSA...!!!
Oke... kalau sudah..., saat ini saudara seharusnya mempunyai daftar list permasalahan pembelajaran di dalam kelas saudara, saya yakin jumlahnya sangat banyak. oke... dari semua masalah yang saudara identifikasi tidak semua dapat diangkat jadi penelitian tindakan kelas, kita harus memilihnya berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang akan saya uraikan di bawah ini. (jadi bila saudara menuliskan salah satu permasalahan pembelajaran adalah gaji guru yang kecil...penelitian tindakan kelas tidak dapat menyelesaikannya, lupakan saja... ha...ha... cucian deh loe...)
MENETAPKAN MASALAH DALAM PTK
Oke...saya asumsikan saudara telah mempunyai list permasalahan riil pembelajaran di dalam kelas saudara. Tugas kita selanjutnya adalah menyeleksi masalah. Tenang saja...tidak perlu panik ada acuan yang dapat kita pakai, kapan masalah tersebut layak diangkat sebagai masalah penelitian atau tidak, yaitu, (1) masalah merupakan masalah yang paling mendesak untuk dipecahkan, apa indikator mendesak?, jika permasalahan tersebut tidak segera ditangani akan mengakibatkan permasalahan yang lebih luas, prosentasi jumlah siswa yang mengalami masalah sangat banyak, (2) ada datanya tidak?, (3) dananya cukup tidak?, (4) waktunya cukup tidak?, (5) dan lain-lain (ha...ha...ha...)
Oke...sekarang saya berikan contoh (masih menggunakan contoh sebelumnya), setelah mempertimbangkan berdasarkan acuan untuk menyeleksi masalah di atas, maka diputuskan permasalahan yang segera saya tangani adalah meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berkomunikasi dengan pertimbangan bla....bla...bla....(bla..bla.. ini alasan saya memilih hasil belajar dan berkomunikasi, dukung dengan data/fakta riil akan lebih bagus)
TUGAS....!!!!
TUGAS SAUDARA SEKARANG ADALAH MENETAPKAN PERMASALAHAN PENELITIAN SEPERTI YANG TELAH SAYA CONTOHKAN SEBELUMNYA, LENGKAPI DENGAN ALASAN YANG MENDASARINYA (ALASANNYA JANGAN DI ISI BLA...BLA...BLA...LHO YA...SAYA TADI SEKEDAR CONTOH HA...HA...).
Oke...bagaimana?, mudah bukan?. Sekarang seharusnya saudara sudah mempunyai permasalahan yang telah fix untuk diangkat dalam penelitian tindakan kelas. Coba sebutkan sekali lagi masalah penelitian yang saudara angkat?...lebih keras? saya tidak dengar?...oke bagus...!!!
Sekarang kita lanjutkan pada langkah selanjutnya, saudara sekarang telah mempunyai permasalahan yang akan diangkat dalam PTK, langkah kita selanjutnya adalah mencarikan ‘resep obat’ yang tepat untuk mengobati masalah tersebut, kegiatan ini saya sebut dengan kegiatan analisis akar masalah
MENGANALISIS AKAR MASALAH
Berdasar permasalahan yang saudara pilih tadi, coba sekarang kita renungkan mengapa muncul permasalahan tersebut?. Oke... saya berikan contoh (masih dengan contoh yang sama dengan diatas) mengapa siswa saya hasil belajarnya rendah, mengapa siswa saya setiap kali diajak diskusi suasana kelas menjadi seperti “kuburan”?, dan lain-lain, hasil perenungan saya menemukan bahwa strategi guru yang kurang tepat, pertanyaan selanjutnya mengapa strategi guru kurang tepat? misalkan, selama ini guru hanya menggunakan stretegi yang bernuansa teacher centre guru berperan sebagai penyampai informasi satu arah, murid diperlakukan seperti botol koson yang di isi air, sehingga murid kurang diberdayakan. Bila saya tahu bahwa akar masalahnya hal ini tentunya saya harus mencari alternatif strategi pembelajaran lain yang lebih memberdayakan siswa, siswa ditempatkan sebagai pebelajar (student centre), strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa terlibat aktif dalam setiap KBM dan mampu mengasah ketrampilan berkomunikasi, misalnya kooperatif dan lain-lain. Akhirnya saya memilih kooperatif sebagai obat untuk memecahkan masalah yang saya pilih (rendahnya hasil belajar dan ketrampilan berkomunikasi), kenapa kok harus kooperatif dari sekian banyak alternatif yang ada? saya harus memberikan pembenaran (alasan) untuk hal ini. Pembelajaran kooperatif yang saya pilih untuk memecahkan masalah ini biasa disebut dengan alternatif tindakan, saya pribadi lebih suka menyebutnya ‘obat’
TUGAS...!!!!!
SAUDARA SEKARANG DIMINTA MELAKUKAN ANALISIS AKAR MASALAH SAMPAI MENDAPATKAN OBAT (ALTERNATIF TINDAAN) YANG PALING TEPAT JANGAN LUPA LENGKAPI DENGAN ALASAN PEMILIHAN OBAT (ALTERNATIF TINDAKAN)
Oke...bagaimana?, masih belum perlu minum obat sakit kepala bukan? (ha...ha... hanya bercanda...), jika saudara mengerjakan setiap yang apa saya tugaskan, saat ini saudara idealnya telah mempunyai masalah penelitian dan alternatif tindakan (obat) untuk mengobati masalah penelitian. Silahkan cek.. saat ini, saya mempunyai masalah penelitian berupa meningkatkan hasil belajar siswa dan ketrampilan berkomunikasi, saya mempunyai alternatif tindakan (obat) pembelajaran kooperatif. Bagaimana dengan saudara?....Oke langkah selanjutnya kita akan memformulasikan keduanya dalam formulasi judul penelitian tindakan kelas yang benar. Mari kita periksa pada uraian di bawah ini:
MERUMUSKAN JUDUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Permasalahan yang sering dihadapi oleh peneliti lugu (peneliti pemula) adalah kesulitan mencari judul penelitian, permasalahan ini sesungguhnya terasa sangat menggelikan, karena permasalahan yang perlu dipecahkan sangat banyak. Permasalahan ini muncul dari mitos memandang sebuah penelitian berawal dari sebuah judul, sebenarnya penelitian selalu berawal dari sebuah masalah (jangan tersinggung lho pak...bu...ha...ha...)
Dalam penelitian formal judul yang baik harus menggambarkan hubungan antar variabel (variabel bebas dan terikat) serta lokasi atau tempat penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas hal ini masih tetap berlaku. Judul penelitian tindakan kelas harus menggambarkan variabel masalah dan variabel tindakannya. Berikut ini panduan praktis dalam merumuskan judul penelitian tindakan kelas; (1) tentukan permasalahan yang ingin diperbaiki/ditingkatkan, (2) tentukan alternatif tindakan yang diambil, (3) tentukan lokasi penelitian, kalau perlu pokok bahasan yang di aplikasikan dalam penelitian
Oke...sekarang saya akan memberikan contoh (masih berdasar contoh sebelumnya), permasalahan saya siswa perlu ditingkatkan hasil belajar dan ketrampilan berkomunikasi, alternatif tindakan (obat) yang saya pilih kooperatif learning, mata pelajaran yang saya ampu misalkan IPA, lokasi penelitian dan kelas saya adalah siswa kelas II SMP Taman Surga. Dari tiga formasi ini saya dapat memformulasikan judul sebagai berikut
meningkatkan hasil belajar dan ketrampilan berkomunikasi pada siswa kelas II SMP Taman Surga pada matapelajaran IPA dengan menggunakan kooperatif learning.
Oke...bagaimana mudah bukan?
TUGAS....!!!!
SAUDARA DIMINTA MEMFORMULASIKAN PERMASALAHAN DAN ALTERNATIF TINDAKAN YANG SUDAH DITETAPKAN DALAM BENTUK JUDUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS.
Jika saudara mengikuti semua tugas yang saya berikan, saat ini saudara saya jamin sudah mempunyai judul penelitian tindakan kelas yang baik. Tugas kita selanjutnya adalah bagaimana memformulasikan semua tahap-tahapan dalam kaidah penelitian tindakan kelas. Tenang saja tidak sulit kok...(ha...ha...)
MEMFORMULASIKAN RUMUSAN MASALAH DALAM PTK
Dalam memformulasikan rumusan masalah PTK, tidak usah repot-repot ikuti saja aturan berikut dijamin tidak ada yang menyalahkan, aturan tersebut adalah: (1) masalah apa yang terjadi di kelas, (2) bagaimana upaya mengatasinya, (3) apa tindakan yang dianggap paling tepat untuk mengatasi permasalahan, (4) di kelas dan sekolah mana masalah itu muncul
Oke...saya beri contoh “apakah penerapan kooperatif learning pada proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar dan ketrampilan berkomunikasi siswa kelas II SMP Taman Surga pada mata pelajaran IPA?
TUGAS....!!!
BUAT RUMUSAN MASALAH SEPERTI YANG TELAH SAYA CONTOHKAN
Oke...bagaimana mudah bukan?..., sekarang kita akan belajar bagaimana mengembangkan Latar Belakang dalam Penelitian Tindakan Kelas.
MENGEMBANGKAN LATAR BELAKANG PENELITIAN PTK
Sebenarnya secara tidak sadar saudara telah melakukan kegiatan pengembangan latar belakang penelitian, yaitu pada saat mengikuti instruksi saya mulai dari identifikasi masalah, analisis akar masalah, sampai dengan menetapkan alternatif tindakan, artinya saudara tinggal menceritakan kembali langkah-langkah tersebut. Jadi saudara harus berbahagia latar belakang penelitian saudara sudah selesai tinggal menambahkan aksesoris-aksesoris.. (selamat ya...., selamat.....)
Jadi dalam mengembangkan latar belakang masalah penelitian PTK, mulailah dari cerita tentang permasalahan riil pembelajaran di dalam kelas (jangan lupa lengkapi dengan data/fakta-fakta/bukti-bukti riil di lapangan). Setelah itu ikuti dengan penjelasan analisis akar masalah, kemudian dilanjutkan dengan cerita bagaimana sampai ditemukan alternatif tindakan, eit...jangan lupa ceritakan pula alasan yang mendasari pemilihan alternatif tindakan (obat) yang kita pilih. (itu saja sudah cukup untuk dikatakan sebagai latar belakang yang baik) Oke... bagaimana mudah bukan...(tidak perlu lagi search di mbah google mencari contoh proposal penelitian tindakan kelas lagi khan...ha....ha....ha...ha...silahkan marah kalau mau marah...)
TUGAS....!!!
BUAT LATAR BELAKANG PENELITIAN SAUDARA
Bagaimana sudah berhasil mengembangkan latar belakang penelitian saudara?, oke...langkah selanjutnya kita akan belajar bagaimana membuat definisi operasional.
MENETAPKAN DEFINISI OPERASIONAL
Dalam banyak kasus, penelitian seringkali tidak dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Keadaan seperti ini mungkin terjadi karena akibat ketidakjelasan langkah-langkah operasional penelitiannya. Peneliti bahkan seringkali dihadapkan dengan variabel-variabel yang belum siap untuk dimanifestasikan. Oleh karena itu, agar operasional penelitian menjadi lebih jelas, peneliti perlu menuliskan rumusan definisi dari variabel-variabel dan kondisi penelitian secara operasional. Definisi operasional harus dapat menggambarkan bagaimana dan dengan cara apa suatu variabel akan disajikan atau akan diukur. Beberapa variabel dapat diukur dengan berbagai cara. Penggunaan cara yang kurang tepat dapat menyebabkan adanya kontradiksi pada hasil penelitian. Kondisi atau karakteristik penelitian seringkali juga harus didefinisikan secara operasional, sehingga dengan jelas dapat menggambarkan apa, dimana dan bagaimana penelitian dilaksanakan (eh...kok jadi serius nih...ha....ha...). Saya kasih contoh ya...
Ketrampilan Berpikir Kritis, adalah kemampuan berpikir dalam ranah kognitif Bloom di atas kemampuan berpikir ranah ingatan, pemahaman, dan penerapan. Kemampuan berpikir kritis ini meliputi kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi. Indikator kemampuan ranah analisis yaitu membedakan, mendiagramkan, mengidentifikasikan, dan memilih. Indikator kemampuan ranah sintesis yaitu menyusun, menjelaskan, memodifikasi, dan menyimpulkan. Indikator ranah evaluasi yaitu menilai, mengambil kesimpulan, mempertentangkan, mengkritik, menafsirkan, dan memutuskan. Pengukuran ketrampilan berpikir kritis ini dengan menggunakan tes kemampuan analisis, sintesis dan evaluasi yang dikembangkan sendiri oleh peneliti berdasarkan indikator pada ranah analisis, sintesis dan evaluasi yang telah disebutkan di atas
TUGAS....!!!
BUAT DEFINISI OPERASIONAL MASING-MASING VARIABEL SAUDARA
Oke...kalau sudah kita akan belajar bagaimana mengembangkan kajian pustaka, untuk sementara saya harap saudara sudah dapat membuat out line kajian pustaka yang nantinya wajib saudara lengkapi sendiri....bagaimana?
MENGEMBANGKAN KAJIAN PUSTAKA
Sebelum saya menerangkan tentang kajian pustaka saya ingi bertanya pada saudara ‘untuk apa sih kita repot-repot bikin kajian pustaka?, “kayak tidak ada kerjaan lain?”. Ada yang bisa jawan tidak?....okey saya jawab, kita membuat kajian pustaka untuk memberikan pembenaran rasional hipotesis kita, jadi kalau tujuan kajian pustaka untuk memberikan pembenaran rasional hipotesis kita apa yang harus ada dalam kajian pustaka kita?, tepat...yaitu, teori-teori yang mendukung hipotesis kita, hasil-hasil penelitian yang relevan dengan penelitian kita, dan satu lagi jangan lupa teori-teori tadi harus diramu sedemikian rupa sehingga dapat mendukung hipotesis kita, setelah itu buat kerangka pikirnya.
TUGAS....!!!
BUAT OUTLINE KAJIAN PUSTAKA MULAI DARI SEKARANG.....
Bagaimana sudah selesai, tugas PR saudara adalah melengkapi outline yang sudah saudara buat tadi... Oke sekarang akan kita lanjutkan dengan bagaimana memformulasikan hipotesis dalam PTK
MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DALAM PTK
Setelah masalah dirumuskan secara operasional, bila perlu dapat dirumuskan hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan adalah dugaan mengenai perubahan yang mungkin terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Bentuk umum rumusan hipotesis tindakan berbeda dengan hipotesis dalam penelitian formal. Hipotesis tindakan umumnya dirumuskan dalam bentuk keyakinan bahwa tindakan yang diambil akan dapat memperbaiki proses, atau hasil. Hipotesis tindakan merupakan alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk dilakukan dalam rangka memecahkan masalah yang diteliti. Secara teknis hipotesis tindakan pada dasarnya menyatakan: ”Jika dilakukan suatu tindakan tertentu, peneliti percaya bahwa tindakan tersebut akan mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi”
Contoh: Pembelajaran menulis berpendekatan proses akan berdampak positif terhadap kualitas tulisan mahasiswa.
TUGAS...
BUAT HIPOTESIS TINDAKAN SESUAI DENGAN PENELITIAN SAUDARA...MULAI DARI SEKARANG.....
Sekarang saudara saya asumsikan telah dapat membuat hipotesis tindakan dengan baik, sekarang kita akan membahas tentang metodologi penelitian tindakan kelas (mengembangkan desain PTK)
MENGEMBANGKAN DESAIN PTK
Untuk lebih mengenal apa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas kita perlu mengetahui ciri-ciri atau karakteristiknya. Adapun karakteristik yang bersifat umum antara lain sebagai berikut, (1) Berangkat dari permasalahan faktual yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi guru, (2) Adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas tersebut, (3) Adanya proses pelaksanaan penelitian sebagai suatu rangkaian siklus yang berkelanjutan (Ebbut, 1985). Di dalam dan di antara siklus-siklus itu ada informasi yang merupakan balikan dari apa yang telah dilakukan oleh peneliti. Proses tersebut merupakan suatu proses yang dinamis di mana ada empat tahap yaitu a) perencanaan tindakan, b) pelaksanaan atau implementasi tindakan, c) observasi dan interpretasi, dilanjutkan dengan analisis dan evaluasi, d) refleksi.
Perencanaan Tindakan (Plan)
Perencanaan tindakan hendaknya memanfaatkan secara optimal teori-teori yang relevan dan pengalaman-pengalaman yang diperoleh di masa lalu dalam kegiatan pembelajaran/penelitian sebidang. Sebelum pelaksanaan tindakan, beberapa hal perlu direncanakan secara baik, antara lain sebagai berikut: (1) Menentukan Keberhasilan Tindakan, Pengukuran keberhasilan tindakan sedapat mungkin telah dirancang caranya sejak awal penelitian, demikian pula kriteria keberhasilan tindakannya. Keberhasilan tindakan ini disebut sebagai indikator keberhasilan tindakan. Indikator keberhasilan tindakan biasanya ditetapkan berdasarkan suatu ukuran standar yang berlaku. Misalnya: pencapaian penguasaan kompetensi sebesar 75% ditetapkan sebagai ambang batas ketuntasan belajar (pada saat dilaksanakan tes awal, nilai peserta didik berkisar pada angka 50), maka pencapaian hasil yang belum sampai 75% diartikan masih perlu dilakukan tindakan lagi (ada siklus berikutnya), (2) Membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran di samping bentuk-bentuk kegiatan yang akan dilakukan., (3) Mempersiapkan sarana pembelajaran yang mendukung terlaksananya tindakan. Sarana pembelajaran ini dapat berupa misalnya media pembelajaran, petunjuk praktikum, Lembar Kerja Siswa, (4) Mempersiapkan instrumen penelitian, misalnya format obsevasi untuk mengamati kegiatan (proses) belajar-mengajar, dan instrumen asesmen untuk mengukur hasil belajar, (5) Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan dan menguji keterlaksanaannya di lapangan.
Hendaknya peran dari setiap anggota peneliti dideskripsikan dengan jelas agar mereka berperan secara optimal. Kemungkinan dalam PTK dapat dilibatkan, (1) Kepala Sekolah dapat berperan untuk membuat prakarsa PTK, mensosialisasikan kegiatan PTK, menciptakan iklim agar PTK dapat diterima oleh semua guru dan mengelola situasi sekolah. Kepala sekolah dapat juga berperan sebagai observer kegiatan guru, (2) Guru. Hendaknya peran guru tidak hanya sebagai pengajar atau pengampu mata pelajaran untuk melaksanakan rancangan pembelajaran yang disusun guru dari, tetapi sebagai peneliti aktif yang harus sudah terlibat sejak awal, dalam pengidentifikasian masalah, penyusunan rancangan tindakan dan dalam implementasi, observasi, monitoring, serta analisis, refleksi, dan evaluasi hasil tindakan yang diterapkan, (3) Guru lain. Guru di dalam implementasi bilamana perlu mengambil inisiatif bekerja sama guru lain dalam mengajar dengan memberi contoh konkrit di kelas. Guru lain benar-benar sebagai mitra dalam pelaksanaan PTK. Guru termasuk anggota tim, tidak bersifat pasif tatkala melaksanakan pembelajaran yang telah diskenariokan dan berperan sebagai fasilitator dan observer PTK juga, (4) Siswa. dalam skenario, hendaknya siswa dilibatkan secara aktif jangan hanya dipandang sebagai objek yang dikenai tindakan. Sebagai objek-subjek dalam proses PBM, mereka dapat pula menjadi sumber masukan untuk memperoleh data dan atau informasi tentang pembelajaran yang dilaksanakan di kelasnya. Oleh karena itu siswa sebaiknya dilatih untuk melakukan penilaian diri atau semuanya (self-assessment dan peer assessment).
Pelaksanaan Tindakan
Jika perencanaan telah selesai dilakukan, maka skenario tindakan dapat dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang aktual. Tindakan dilaksanakan sejalan dengan laju perkembangan pelaksanaan pembelajaran, dan tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan perkuliahan. Kegiatan pelaksanaan tindakan perbaikan merupakan tindakan pokok dalam siklus penelitian tindakan. Untuk menjamin keberlangsungan dan mutu kegiatan perkuliahan, bila perlu guru atau tim peneliti dapat memodifikasi tindakan walaupun implementasi tindakan sedang dalam proses. Hal ini sesuai dengan sifat lentur rancangan PTK. Namun bila situasi tidak mendesak, perubahan bentuk tindakan dapat ditunda sampai suatu putaran (siklus) terselesaikan.
Observasi, Evaluasi, dan Interpretasi.
Observasi.
Pada saat pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi dilakukan secara bersamaan. Secara umum, kegiatan observasi dilakukan untuk merekam proses yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Mengingat kegiatan observasi menyatu dalam pelaksanaan tindakan, maka perlu dikembangkan sistem dan prosedur observasi yang mudah dan cepat dilakukan. Tim peneliti dapat menggunakan berbagai macam cara dan alat untuk merekam perilaku mahasiswa secara menyeluruh dan akurat dalam proses pembelajaran. Pengembangan instrumen yang perlu dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran yang diberikan dalam naskah tersendiri.
Observasi akan memiliki manfaat apabila dilanjutkan dengan diskusi sebagai balikan. Balikan ini sangat diperlukan untuk dapat memperbaiki proses penyelenggaraan tindakan. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kualitatif maupun data kuantitatif walaupun PTK lebih cenderung mengikuti paradigma penelitian kualitatif sehingga jenis datanyapun didominasi data kualitatif.
Analisis Data
Analisis data kuantitatif dapat berupa penyusunan kumpulan data berupa tabel atau grafik, atau hasil perhitungan rerata. Analisis data kualitatif dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: reduksi data, paparan data, dan penyimpulan hasil analisis.
Reduksi data adalah proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui seleksi, pengelompokan, dan pengorganisasian data mentah menjadi sebuah informasi bermakna. Data dan/atau informasi yang relevan ini sebaiknya terkait langsung dengan pelaksanaan PTK yang akan diolah untuk bahan evaluasi.
Pemaparan data merupakan suatu upaya menampilkan data secara jelas dan mudah dipahami dalam bentuk paparan naratif, tabel, grafik, atau perwujudan lainnya yang dapat memberikan gambaran jelas tentang proses dan hasil tindakan yang dilakukan. Penyimpulan hasil analisis merupakan pengambilan inti dari sajian data yang telah terorganisasikan dalam bentuk pernyataan atau kalimat singkat, padat dan bermakna.
Evaluasi
Hasil analisis tersebut digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang dicapai. Tim peneliti dapat mempergunakan kriteria keefektifan atau keberhasilan pencapaian pada setiap siklus. Indikator keterlaksanaan tindakan (proses) dapat disajikan dalam bentuk kriteria yang berwujud telah dilaksanakannya aspek-aspek tindakan yang harus dilakukan guru dan mahasiswa. Hal ini dapat berwujud kuantitatif dan/atau kualitatif misalnya secara kuantitatif frekuensi pelaksanaannya dan secara kualitatif sudah dilaksanakan atau belum.
Indikator keberhasilan tindakan dapat disajikan dalam bentuk kriteria yang berwujud kuantitatif dan/atau kualitatif, misalnya secara kuantitatif untuk pencapaian penguasaan kosa kata dapat diukur dengan jumlah kosa kata, persentase siswa yang berhasil mencapai nilai 7, atau berwujud kualitatif untuk perubahan perilaku guru, perilaku siswa, perubahan iklim belajar dan lain sebagainya yang dapat digambarkan secara kualitatif.
Indikator keberhasilan tindakan untuk siklus I umumnya kriterianya ditetapkan berdasarkan hasil refleksi awal dan perkiraan kemungkinan peningkatan yang dapat dilakukan setelah dilakukan tindakan tertentu. Indikator keberhasilan tindakan untuk siklus berikutnya kriterianya ditetapkan berdasarkan hasil refleksi siklus sebelumnya.
Dengan melihat proses dan hasil analisis tersebut dan dicocokkan dengan kriteria keberhasilan, akan diperoleh data hasil evaluasi, apakah pelaksanaan PTK pada suatu siklus sudah memuaskan atau belum. Hasil evaluasi ini akan menjadi bahan untuk melakukan refleksi.
Refleksi
Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Informasi yang terkumpul perlu diurai, dicari kaitan antara yang satu dengan yang lainnya, dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya, dikaitkan dengan teori tertentu, dan atau hasil penelitian yang relevan. Melalui proses refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan (intervensi) yang dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan.
Komponen-komponen refleksi dapat digambarkan sebagai berikut.
ANALISIS ® PEMAKNAAN ® PENJELASAN ® PENYIMPULAN ® TINDAK LANJUT
Perencanaan Tindak Lanjut
Bila hasil perbaikan yang diharapkan belum tercapai pada siklus I, maka diperlukan langkah lanjutan pada siklus II. Dalam siklus berikutnya kegiatan merupakan kesatuan dari kegiatan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, analisis dan evaluasi, serta refleksi. Banyaknya siklus tidak dapat ditetapkan, tergantung pada kebutuhan dan ketuntasan pemecahan masalah. Kriteria keberhasilan PTK dapat ditetapkan, misalnya dengan menggunakan prinsip belajar tuntas, misalnya 75%. Apabila tingkat perbaikan yang diharapkan tercapai minimal 75%, maka pencapaian itu dapat dikatakan sudah memenuhi kriteria.
Jika dikaitkan dengan penjadwalan kegiatan belajar, satu siklus diharapkan terdiri dari beberapa pertemuan (sedapat mungkin lebih dari satu pertemuan). Hal ini perlu diperhatikan benar karena dampak suatu tindakan mungkin belum tampak di dalam satu atau dua pertemuan saja..
OKE…PELAJARAN PRAKTIS KITA MEMBUAT PROPOSAL PTK SELESAI…DI LAIN WAKTU KITA AKAN BELAJAR MENGEMBANGKAN INSTRUMEN PTK DAN IMPLEMENTASI DI LAPANGAN…
SELAMAT BERLATIH.....
JANGAN LUPA MEMBACA ARTIKEL SAYA, MENGENAI KEILMIAHAN TEMUAN PTK, TETAP DI BLOG INI...
OH...YA...MOHON DI E-MAILKAN HASIL LATIHAN SAUDARA DENGAN ALAMAT: Baskoroadiprayitno@yahoo.com, Baskoroadiprayitno@gmail.com, atau Baskoro_ap@telkom.net